05 Maart 2013

Budaya Gorontalo



Gorontalo memiliki berbagai macam kebudayaan yang sering di lakukan oleh masyarakatnya. Gorontalo juga sama halnya dengan Indonesia yang terkenal dengan adat, budaya, dan dialek yang berbeda-beda. Mulai dari aneka ragam kesenian daerah, baik tari, lagu, alat musik tradisional, adat-istiadat, upacara keagamaan, rumah adat, dan pakaian adat yang ada di Gorontalo. Kebudayaan Gorontalo yang masih sering di lakukan misalnya raba-raba puru atau dalam bahasa Gorontalonya adalah Tondalo. Raba-raba puru merupakan kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Gorontalo dalam merayakan usia wanita yang sedang hamil yakni 7 bulan. Kebiasaan ini sama halnya dengan acara tujuh bulanan. Akan tetapi untuk Gorontalo, agak sedikit berbeda. Prosesnya sangat sakral. Bagi wanita yang usia hamilnya 7 bulan melakukan kegiatan raba-raba puru dengan menggunakan pakaian adat Gorontalo yakni sundi.
Prosesnya seorang ustat membcakan doa. Kemudian pasangan suami istri duduk didepan para tamu bersama 2 anak kecil yang berbeda jenis kelamin yakni perempuan dan laki-laki. Untuk sang wanita anak kecil yang mendampinginya seorang anak kecil berjenis kelamin laki-laki, sedangkan untuk sang pria anak kecil yang mendampinginya yakni anak perempuan. Selain itu ada juga 2 orang wanita dewasa yang memegang kepala sambil menyisir rambut wanita yang hamil, dan seorang wanita satunya lagi duduk memegang buku-buku atau lutut dari wanita yang sedang hamil tersebut. Sementara sang ustat membacakan doa, sang wanita dibaringkan, kemudian sang pria berdiri dengan gaya tambango dengan memcahkan tempurung dan bulewe atau tunas pinang.
Setelah membelah tempurung dan bulewe pasangan suami istri mengelilingi rumah sebanyak 3 kali  bersma anak kecil yang menjadi pendamping mereka. Setelah berkeliling rumah sebanyak 3 kali, pasangan ini duduk kembali dan melakukan makan bersama. Pada acara makan bersama ada yang unik, yakni mereka saling menyuapi satu sama lain dengan tidak menggunakan sendok tapi menggunakan tangan mereka sebagai alat untuk makan. Untuk pihak keluarga ada sedikit sesajian yang harus disediakan berupa ayam, nasi putih dan nasi kuning masing-masing berjumlah 7 (tujuh). Setelah itu sesajian yang disediakan dibagikan pada 2 orang anak kecil, 2 orang wanita dewasa, seorang ustat, seorang dukun kampong dan satu sisanya untuk pasangan suami istri. Hal ini secara terus-menerus dilakukan oleh masyarakat Gorontalo yang sedang hamil 7 bulan. Masih banyak lagi kebudayaan dan kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Gorontalo dengan nilan dan kepercayaan yang berbeda-beda.

0 komentar:

Plaas 'n opmerking

By :
Free Blog Templates